Reaksi Redoks

Reaksi Redoks
Sumber: tellmewhyfacts.com

Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi secara bersamaan. Zat yang mengalami reaksi oksidasi disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidatro. Skema berikut menunjukkan perkembangan pemahaman tentang reaksi redoks.

Reaksi Reduksi Oksidasi

Bilangan Oksidasi

Bilangan Oksidasi (biloks) adalah bilangan yang menyatakan muatan elektron dari satu unsur, senyawa, maupun ion. Biloks dapat bernilai nol, negatif, atau positif. Aturan-aturan menentukan biloks antara lain sebagai berikut.

  1. Bilangan oksidasi unsur bebas atau molekul unsur adalah nol, contoh: Na, Mg, H2, O2.
  2. Bilangan oksidasi atom logam dalam senyawa adalah positif, contoh: biloks logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1, biloks logam alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2, dan logam transisi mempunyai beberapa biloks (misal: Fe = +2, +3, Cu = +1, +2).
  3. Biloks H dalam senyawa = +1, sedangkan biloks O dalam senyawa = -2.
  4. Jumlah biloks seluruh atom dalam ion poliatom = jumlah muatannya, contoh: biloks SO42- = -2, biloks NH4+ = +1).
  5. Aturan khusus (pengecualian penentuan biloks): biloks O dalam OF2 = +2, biloks O dalam KO2 = -1/2, biloks O dalam perioksida (H2O2, Na2, O2, dan BaO2) = -1, biloks H dalam hidrida logam (NaH, CaH2, AIH3) = -1.

Aplikasi Reaksi Redoks: Korosi

Proses besi berkarat (korosi) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi sebagai berikut.

Proses besi berkarat

Tata Nama Senyawa

A. Tata Nama Senyawa Organik

a. Senyawa Biner

Senyawa Biner adalah senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur. Perhatikan aturan penulisan senyawa Biner berikut.

1). Aturan Penulisan Senyawa Biner Ionik

  • Penulisan rumus senyawa; kation di depan dan anion di belakang.

Contoh: BCl3 (penulisan benar; Cl3B (penulisan salah)

  • Penulisan Nama logam yang hanya mempunyai satu muatan ion: Nama ion logam di depan dan Nama ion nonlogam di belakang.

Contoh: NaCl = natrium klorida; Al2O3 = alumunium oksida

  • Penulisan Nama logam yang mempunyai beberapa muatan ion: ion logam di depan disertai muatan dengan angka romawi dalam tanda kurung, sedangkan Nama ion nonlogam di belakang,

Contoh: FeO = besi(II) oksida; Fe2O3 = besi(III) oksida

2). Aturan Penulisan Senyawa Biner Kovalen

  • Atom yang cenderung bermuatan positif ditulis di depan, sedangkan atom yang cenderung bermuatan negatif ditulis di belakang.

Contoh: N2O (penulisan benar); ON2 (penulisan salah)

  • Penulisan Nama senyawa logam yang hanya membentuk satu senyawa: Nama unsur 1 + Nama unsur 2 diberi akhiran ida.
  • Penulisan Nama senyawa nonlogam yang dapat membentuk dua atau lebih senyawa: Nama unsur 1 + Nama unsur 2 diberi akhiran ida, namun masing-masing dibri awalan yang menyatakan jumlah atom tiap unsur. Awalan mono tidak dipakai di depan unsur yang terletak di depan. Awalan yang digunakan antara lain:

1 = mono, 2 = di; 3 = tri; 4 = tetra; 5 = penta; 6 = heksa; 7 = hepta; 8 = okta

Contoh: NO = nitrogen monoksida; N2O = dinitrogen monoksida

  • Senyawa yang sudah umum tidak mengikuti aturan di atas, misalnya H2O = air dan NH3 = amonia.

b. Senyawa Poliatom

Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri lebih dari dua jenis unsur. Senyawa poliatom terdiri dari poliatom ionik dan poliatom kovalen. Perhatikan aturan penulisan kedua senyawa berikut.

1). Aturan penulisan senyawa poliatom ionik

  • Penulisn senyawa garam poliatom: mengurutkan Nama kation dan anion.

Contoh: NaCN = natrium sianida; NH4Cl = amonium klorida

  • Jika senyawa poliatom termasuk senyawa basa yang mempunyai muatan tunggal, maka penulisannya Nama logam + hidroksida.

Contoh: LiOH = Litium hidroksida; NaOH = natrium hidroksida

  • Jika senyawa poliatom termasuk senyawa basa yang mempunyai beberapa muatan ion, maka penulisannya: Nama logam + (muatan ion) + hidroksida.

Contoh: Fe(OH)2 = besi(III) hidroksida

2). Aturan penulisan senyawa poliatom kovalen

  • Jika unsur nonlogam hanya dapat membentuk satu senyawa, maka senyawanya berakhiran -at.

Contoh: H2CO3 = asam karbonat

  • Penulisan unsur nonlogam yang membentuk dua jenis senyawa: asam yang mempunyai oksigen sedikit berakhiran -it, sedangkan asam yang mempunyai oksigen banyak berakhiran -at.

Contoh: HNO2 = asam nitrit; HNO3 = asam nitrat

  • Jika senyawa poliatom termasuk asam oksi halogen, maka penamaan tergantung pada bilangan oksida, yaitu:

                Hipo -it, -it, -at, per -at. Peningkatan jumlah atom oksigen

B. Tata Nama Senyawa Organik

Tatanama senyawa organik

Tabel  Nama Beberapa Senyawa Hidrokarbon :

Jumlah Atom C

Nama Alkana Nama Alkena

Nama Alkuna

1

2

3

4

5

Metana

Etana

Propana

Butana

Pentana

Etena

Propena

Butena

Pentana

Etuna

Propuna

Butuna

Pentuna

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*